Wisata Ringan Lerang Bukit Barisan (WRLBB)

Jalur IV Kaming Uten Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
Curug Tirai Embun Tik Dien
Salah satu Tujuan Wisata Alam yang ada di Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan (WRLBB) ini merupakan sebutan untuk wilayah kerja kelola pariwisata Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Wana Bhakti Dusun IV Desa Kuro Tidur yang pembentukannya dipelopori oleh KPA Margapala (Kelompok Pecinta Alam), Pemuda, tokoh masyarakat dan pemerintah Desa Kuro Tidur. Yang mana semua destinasi wisatanya memang berada di lereng bukit barisan Hutan Boven Lais.

Pokdarwis Wana Bhakti mengklaim pengelolaan WRLBB ini mencakup lokasi Bendungan Air Lais, Tik Akia, Tik Baes, Tik Dien, dan Cagar Rafflesia Margapala.


KPA Margapala telah menetapkan empat jalur untuk wisata alam disana, yaitu:



Jalur I Kura-Kura Bintang

Spot-spot wisata Jalur Kura-Kura Bintang Tik Akia

1. Curug Tik Akia
3. Delta Rafflesia
5. Kebun Pisang Hutan
6. Bioa Nyelemen

Jalur II Selendang Pertapa

Spot-spot wisata Jalur II Selendang Pertapa Tik Baes

1. Curug Nyeluang
2. Rafflesia Bintang Gerbang Rimba
3. Rafflesia Tik baes
4. Rafflesia Bintang Batu Berniat
5. Curug Bidadari
6. Batu Berniat
7. Curug Mencegan
8. Curug Selendang Pertapa
9. Kolam Cinta
10. Curug Rusa
11. Curug Gergah
12. Curug Air Mata

Jalur III Puspa

Jalur Puspa ini bisa dibilang tidak memiliki spot selain di Cagar Rafflesia Margapala (CRM). Diatas tanah lebih kurang 3/4 Ha tersebut, terdapat 3 Inang Rafflesia, menurut KPPL Bengkulu Utara, ketigannya berjenis Gatensis.

Ada beberapa keunikan di CRM ini, 1 spot acap kali memekarkan Rafflesia Gantung, 1 Spot memiliki Rafflesia berukuran mini, dan satu spot lagi bonggol saja, belum pernah memekarkan kelopaknya sejak pertama kali ditemukan.

Jalur IV Kaming Uten

Spot-spot wisata Jalur III Kaming Uten Tik Dien

1. Rafflesia Bintang Tik Dien
2. Curug Kembar
3. Curug Tirai embun
4. Goa Kaming Uten


Bendungan Air Lais (DAM)

1. Bendungan (DAM) Air Lais
2. Spot Selfie
4. Lapangan Hijau Perkantoran Pengawas Air

Dan akan segera dikembangkan agar bisa menjadi tujuan wisata yang epik. semoga..


Silahkan Membuka Blog KPA Margapala di: https://kpamargapala.blogspot.com atau Blog Wisata Wana Bhakti di https://wisatawanabhakti.blogspot.com


Alamat Pos Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
Dusun IV DAM Air Lais Desa Kuro Tidur
Kecamatan Kota Arga Makmur
Kabupaten Bengkulu Utara
Provinsi Bengkulu, 38651
Indonesia

Contact Person:
1. Ketua KPA Margapala, Muhammad Gusti (WA/SMS/Telp) 0822 7870 5459
2. Ketua POKDARWIS Wana Bhakti, Nurdin (WA/SMS/Telp) 0823 7204 8377
3. Koordinator TWA Jalur Kura-Kura Bintang
  • Angga (WA/SMS/Telp) 0822 8184 4710
4. Koordinator TWA Jalur Selendang Pertapa
  • Heri (WA/SMS/Telp) 0853 8271 5372
5. Koordinator TWA Jalur Puspa
  • Koni (SMS/Telp) 0813 7953 5560
6. Koordinator TWA Jalur Kaming Uten
  • Rozi (WA) 0822 8927 0193
7. Koordinator DAM Air Lais
  • (-)

Rute Dari Kota Arga Makmur
Bundaran >> Pasar Purwodadi >> Simpang Dwi Guna (Belok Kanan) >> Simpang 4 Karang Indah (Lurus) >> Simpang 4 Perumnas (Lurus) >> (Melewati SKB, SD/SMP IT, MIN)>> Simpang MAN (Belok Kanan) >> Simpang SMEA (Belok Kiri, Arah Padang Jaya) >> (Melewati SMEA, Jembatan Air Nokan, Desa Senali, Jembatan Air Lais)>> Simpang Kuro Tidur (Belok Kanan Menuju DAM, Melewati Desa Kuro Tidur, Desa Sidu Luhur, Jembatan Irigasi Siring Skunder)>> Simpang 3 PU (Belok Kanan) >> Bendungan Air Lais >> Dusun IV Kuro Tidur>> Simpang 3 pertama belok kanan menaiki tebing, Posko +/- 10 M sebelah kanan setelah Masjid Nur Iman.

Wisata Ringan Lerang Bukit Barisan (WRLBB) Wisata Ringan Lerang Bukit Barisan (WRLBB) Reviewed by Ipit Kalamintoena on 02.33 Rating: 5

TWA Tik Dien, Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan

Jalur IV Kaming Uten Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan


TWA Tik Dien, Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan TWA Tik Dien, Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan Reviewed by Ipit Kalamintoena on 01.28 Rating: 5

Panduan, Tips dan Larangan saat Mengunjungi Wisata Keluarga Curug Tik Baes

Penelitian Habitat Rafflesia Bintang
Oleh Mahasiswa Universitas Bengkulu
A. KETENTUAN PENGUNJUNG

  1. Lapor masuk dan lapor keluar untuk mengkoordinir jumlah pengunjung. Kontribusi masuk ditentukan “SUKA RELA”.
  2. Kendaraan Pengunjung
  • Penyelenggara bekerja sama dengan warga dusun IV untuk menyediakan lokasi parkir, Parkir utama POKDARWIS Wana Bhakti berlokasi di sekitar posko dan di halaman rumah Kadun IV Kuro Tidur. Jasa Parkir Rp. 2.000,- untuk roda dua, dan Rp. 10.000,- untuk roda empat.
  • Penyelenggara juga menyediakan pos parkir jalur II di poin 1, bagi yang berani membawa kendaraannya melewati jalan yang belum diaspal. Pos parkir poin 1 ini merupakan batas akhir diperbolehkannya kendaraan roda dua standar, dan seluruh jenis roda empat. Jasa Parkir Rp. 5.000,- untuk roda dua, dan Rp. 25.000,- untuk roda empat.
  • Selain itu, penyelenggara juga menyiapkan Parkir Gerbang Rimba khusus untuk kendaraan roda dua yang di desain khusus untuk melintasi alam. Jasa Parkir Rp. 20.000,-
B. INFO PEMBAGIAN WILAYAH PACAT

Menurut keterangan para tetua desa Kuro Tidur, Populasi Pacat hanya terdapat disebelah timur aliran sungai Lais. Pacat tidak diperkenankan menetap disebelah barat aliran sungai Lais (Kalau ada pacat disebelah barat, pastikan saja sedang berkunjung atau tersesat).

Destinasi Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan adalah wilayah sebelah timur Sungai Lais, sehingga menjadi tempat menetap beberapa spesies pacat hutan. Menurut para ahli, pacat dan lintah memiliki cairan untuk mengencerkan darah sehingga mudah menghisap darah manusia. Dan bentuk merekapun menggelikan.
Tips menghadapi pacat:
  1. Jangan Panik, karena panik tidak membantu bahkan membahayakan keselamatanmu dan orang lain.
  2. Siapkan Tembakau batangan atau Garam (Beryodium atau tidak juga tidak apa-apa) atau Cuka. Boleh siapkan semuanya atau salah satunya saja untuk melepaskan pacat dari tubuh kita. Atau dalam keadaan yang sangat darurat, dapat juga menggunakan air kencing (ingat, dalam keadaan sangat darurat).
  3. Pencegahan yang sangat efektif dalam menghadapi pacat dan lintah adalah meminum madu asli tiga sendok setiap durasi 1 Jam. Menurut pengalaman, pacat dan lintah tidak suka bau madu pada tubuh manusia.
  4. Kami tidak menyarankan penggunaan cream untuk tubuh, baik untuk kecantikan maupun cream anti serangga. Karena menurut pengalaman kami, saat bercampur keringat malah dapat mengundang pacat ke sumber bau. Dan
  5. Kami sangat tidak menganjurkan pengunjung mengkonsumsi minuman yang dapat meningkatkan metabolisme tubuh, karena peningkatan metabolisme tubuh juga meningkatkan daya tarik hewan penghisap darah semisal pacat, lintah, nyamuk dan beberapa jenis serangga. 
C. TATA KRAMA

Budaya kita mengajarkan sopan santun dimanapun kita berada. Tamu Adalah Raja hanya berlaku bagi sesama manusia, dan tidak berlaku bagi Alam.
Tips:
  1. Bawa bekal sebanyak yang dibutuhkan,
  2. Pengunjung hanya diperkenankan membunuh waktu,
  3. Pengunjung hanya diperkenankan mengambil gambar dan mengambil Air Butau Beniat,
  4. Pengunjung hanya diperkenankan meninggalkan jejak alas kaki (Bila ada jejak tangan dan jejak kaki di tanah, harap dihapus),
D. MCK

Pengunjung dipersilahkan mandi dengan mematuhi kaedah yang disampaikan Leader pada hari kunjungan, karena ketentuannya tidak berlaku setiap hari dan tidak dalam jangka waktu yang lama.
Tips:

"Tanyakan pada Leader yang berada di lokasi wisata. Ketentuan boleh/tidaknya mandi ini selalu berubah sesuai dengan keadaan saat itu. Dihari yang samapun bisa berubah seketika berdasarkan gejala alam."
  1. Air yang layak konsumsi hanya air yang pengunjung bawa,
  2. Tips: Walaupun legenda menceritakan air dari Butau Beniat adalah air do’a, tapi kelayakannya untuk di konsumsi belum pernah diuji oleh dinas/instansi terkait. Dan kami melarang siapapun untuk meminum air yang mengalir di batang sungai.
  3. Untuk saat ini belum ada fasilitas MCK yang memadai, sehingga pengunjung disarankan untuk melakukan kegiatan MCK disesuaikan dengan keadaan. Tapi disarankan tidak BAB di daratan.
  4. Tips: Lakukan BAB/BAK di tempat yang menurut pengunjung aman dan tidak terlihat oleh pengunjung lain disepanjang batang sungai dengan ditemani oleh minimal 2 orang teman (untuk wanita), untuk laki-laki tidak apa-apa sendirian kalo berani, tapi jangan BAB di darat agar tidak menjadi percobaan pembuktian mitos kurapan.
  5. Silahkan mencuci apa saja dengan mempertimbangan keamanan dan ekosistem.

E. LARANGAN

  • Dilarang meninggalkan sesuatu yang tidak bisa diurai oleh alam (bila meninggalkan mantan harap dititipkan kepada pengelola saja).
Tips: Bawa Pulang Sampahmu, atau kumpulkan di dekat gerbang rimba biar tim penyapu KPA Margapala yang membawanya pulang. (Setidaknya pahalanya bagi dua).
  • Dilarang coret-coret selain kertas atau kain yang memang kalian persiapkan untuk hal itu,
Tips: Bawa Kertas dan atau Kain untuk coret-coret.
  • Dilarang teriak-teriak ga jelas karena dapat menganggu ketenangan babi hutan yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Tips: Mending nyanyi, kalau fals alasannya tepat, lagi ngos-ngosan.
  • Dilarang berbuat mesum dan atau cabul, kalau viral bisa sangat merugikan banyak pihak.
Tips: Jaim aja dulu sampai halal dan di tempat yang memang berkelas tentunya.
  • Dilarang memisahkan diri dari rombongan,
  • Dilarang memasuki wilayah kerja Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan tanpa sepngetahuan penyelenggara,
Tips: Sebelum memasuki kawasan TWA lapor dulu kepada panitia agar panitia mengetahui jumlah pengunjung.
  • Dilarang meninggalkan wilayah kerja Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan tanpa sepngetahuan penyelenggara,
Tips: Sebelum pulang, lapor dulu kepada panitia  agar panitia juga mengetahui berapa pengunjung yang sudah meninggalkan TWA.




A. Persiapan Menghadapi Kemungkinan Hujan

  1. Membawa jas hujan, Pengunjung tidak diperkenankan membawa payung.
  2. Membawa tempat menyimpan alat-alat elektronik, Kami sangat menyarankan membawa toples dan sejenisnya.
B. Persiapan menghadapi Kemungkinan Banjir

  1. MOHON PATUHI INSTRUKSI LEADER LAPANGAN..!!
  2. Sangat besar kemungkinan Tik baes banjir mendadak, namun biasanya alam memberi tahu sebelumnya melalui gejala Alam seperti berubahnya tingkat kejernihan air sungai dan perubahan volume air secara signifikan. Tik Baes Tidak memiliki daerah rendaman, sehingga apabila terjadi hujan akan langsung dialirkan ke sungai. Kondisi ini juga berarti bahwa setelah hujan reda, volume air akan segera surut.

C. Saat banjir mendadak:

  • Apabila berada di pelataran Curug Mencegan, segera selamatkan diri ke sebelah kiri Curug Bidadari dan jangan terlalu dekat dengan tebing, bertahan disana hingga air surut atau pertolongan tiba.
  • Apabila berada di pelataran Curug Selendang Pertapa segera selamatkan diri ke Lokasi Habitat Rafflesia Bintang Meja Batu, bertahan disana hingga air surut atau pertolongan tiba.
  • Apabila berada di kolam cinta, segera mendarat ke sebelah kiri batang sungai, bertahan disana hingga air surut atau pertolongan tiba.
  • Apabila berada di spot Rafflesia Tik Baes, bisa bertahan disana atau pindah ke dekat pelataran batu, bertahan disana hingga air surut atau pertolongan tiba.
  • Apabila berada di spot Habitat Rafflesia Bintang Gerbang Rimba, bertahan disana hingga air surut atau pertolongan tiba.
  • Apabila berada di Parkir Gerbang Rimba, bertahan disana hingga air surut atau pertolongan tiba.
  • Segera hindari batang sungai,
  • Perhatikan sekitar,
  • Jangan panik..!!!
TIPS-TIPS INI HANYA PANDUAN SESUAI PENGALAMAN KONDISI LAPANGAN, MOHON PATUHI INSTRUKSI LEADER LAPANGAN...

Panduan, Tips dan Larangan saat Mengunjungi Wisata Keluarga Curug Tik Baes Panduan, Tips dan Larangan saat Mengunjungi Wisata Keluarga Curug Tik Baes Reviewed by Ipit Kalamintoena on 00.47 Rating: 5

TWA Tik Baes, Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan

Jalur II Selendang Pertapa Spot Khusus Tik Baes Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
Ekspedisi Tik Baes KPA Marpala
Terletak di Hutan Kelola Masyarakat disebelah utara desa Kuro Tidur, Dusun IV DAM Air Lais yang menjadi gerbang pengantar menuju pesonanya. Melalui jalur II Margapala yang diberi nama Jalur Selendang Pertapa. Pesona Tik Baes masih terjaga keasriannya ditengah perkebunan warga.

Nama Jalur Selendang Pertapa sendiri diambil dari nama curug tingkat ke dua curug Tik Baes, yang memiliki nama asli Slinang Bikeu Betarak (selendang pemimpin pertapa. Bahasa pribumi, suku rejang).

Dalam sistem pengelolaan wisata yang POKDARWIS Wana Bhakti terapkan, TWA T
ik Baes di bagi menjadi dua bagian, yaitu wisata keluarga dengan beberapa spot dipusat legenda, dan wisata pecinta alam yang jarak tempuhnya lumayan memakan waktu.

Tik Baes menyimpan banyak pesona alam yang patut disyukuri dan layak menjadi salah satu kebanggaan kabupaten Bengkulu Utara khususnya, sebut saja beberapa spot yang ada di pusat legenda yang berstatus wisata keluarga, yaitu:

CURUG BIDADARI

Curug Bidadari adalah air terjun kecil yang menjadi awal legenda, bertingkat-tingkat, namun hanya tingkat pertamanya saja yang dapat dilihat langsung oleh pengunjung, karena memang belum dibuatkan akses untuk melihat keseluruhan tingkatan curug bidadari ini.

CURUG MENCEGAN

Jalur II Selendang Pertapa Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
Curug Mencegan Tik Baes
Curug Mencegan merupakan Air Terjun Tingkat pertama dengan ketinggian 9 Meter, namun saat ini curug Mencgan telah tergerus, sehingga tidak langsung membentuk curahan air jatuh. Ketinggian jatuhnya saat ini hanya lebih kurang lima meter, sedangkan empat meter lagi telah berubah menjadi luncuran dan tingkatan baru.

CURUG SELENDANG PERTAPA

Jalur II Selendang Pertapa Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
Pelataran Curug Selendang Pertapa Tik Baes
Dengan ketinggian lebih kurang empat belas meter, curug Selendang Pertapa masih memiliki peninggalan legenda berupa tempat duduk sang legenda pembuat aliran sungai Tik Baes, Puyang Kucea. Namun sayang, yang menjadi atap sehingga tidak basah bila duduk disana sudah tidak ada lagi setelah tertimpa pohon besar diatasnya yang  tumbang ditangan para penebang.

KOLAM CINTA

Jalur II Selendang Pertapa Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
Kolam Cinta Tik Baes
Nama spot Kolam Cinta ini dikenalkan pertama kali oleh piooneer KPA Margapala, Nurdin, Ia memberikan nama tersebut karena dalam cerita legenda, di lubuk kecil inilah para bidadari terpesona melihat keelokkan Puyang Kucea yang mereka jatuhi hukuman celup.

Kolam Cinta ini terletak diatas Curug Selendang Pertapa, memiliki kejernihan dan kesejukan, dan juga air terjun kecil setinggi satu meteran. Lubuk inilah yang menjadi pembatas bagi lumut sungai, dari lubuk kolam cinta ke arah hulu sungai batuannya ditumbuhi lumut, dan dari kolam cinta ke arah hilir hingga bermuara ke sungai Air Lais batuannya tidak ditumbuhi lumut.

CURUG RUSA

Jalur II Selendang Pertapa Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
Curug Rusa Tik Baes
Entah mengapa dinamakan demikian oleh sahabat KPA Margapala, tidak ada penyebutan yang mengarah ke sini dalam cerita legenda, namun curug kecil ini memang memiliki ke-eksotisan tersendiri. Agak tersembunyi dibalik rimbunan perdu hutan tak jauh dari Kolam Cinta.

BATU BENIAT (Butau Beniat/Butau Biniak)

Jalur II Selendang Pertapa Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
Butau Beniat Tik Baes
Dalam legenda diceritakan, setelah melihat kehidupan manusia yang menyedihkan, maka sebelum mereka kembali ke negeri langit, Para Bidadari menanamkan bibit air yang mereka bawa di batu cadas ditepi aliran sungai tik baes bersebelahan dengan curug Mencegan. Karena itulah masyarakat setempat menamakannya Butau Bioa Biniak, yang dapat diartikan sebagai Batu Bibit Air.

Jalur II Selendang Pertapa Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
Cucuran salah satu air Butau Beniat
Karena saat menanamkan bibit air para bidadari tersebut juga mendo’akan manusia yang meminum airnya, maka penduduk juga menamakannya Butau Bioa Beniat yang dapat kita artikan sebagai Batu Air Berniat. Dalam legenda, Puyang Kucea menamainya Butau Beniat, namun para bidadari saat ditanyai Uwak Bibik penjaga pohon kehidupan mengenai bibit air yang diberikan kepada mereka, mereka menamainya Butau Biniak.

CURUG SELUANG

Curug Seluang lokasinya tidak terlalu menjadi sorotan, tidak terlihat karena jalan menuju gerbang rimba melintas arah hulu di atasnya sehingga tidak terlihat. Namun, memiliki keindahan tersendiri menyerupai air terjun pacitan di desa Marga Jaya unit empat kecamatan Padang Jaya. Dalam cerita legenda, disinilah tempat akhirnya ikan seluang berkumpul mencari hulu sungai untuk bertelur.

RAFFLESIA BINTANG GERBANG RIMBA

Jalur II Selendang Pertapa Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
Bonggol Varigon Rafflesia Bintang
Jalur II Selendang Pertapa Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
Rafflesia Bintang Gerbang Rimba Tik baes
Rafflesia Bintang (Rhizantes Deceptor) Gerbang Rimba adalah Habitat Rafflesia Bintang yang dapat kita temui setelah melewati Gerbang Rimba Margapala Curug Tik Baes. Jaraknya hanya beberapa meter saja dari gerbang rimba Margapala, Curug Tik baes.

RAFFLESIA BINTANG BATU MEJA

Jalur II Selendang Pertapa Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
Rafflesia Bintang Batu Meja Tik Baes
Habitat Rafflesia Bintang  (Rhizantes Deceptor) Batu Meja letaknya tepat diatas Batu Beniat, habitat Rafflesia Bintang satu ini dapat kita temui saat berjalan menuju Air Terjun tingkat ke II, Curug Selendang Pertapa. Di spot ini, acap kali ditemukan Rafflesia Bintang ditemukan mekar diatas akar yang menjadi inangnya. Saat melewati jalan yang sempit ini, diharapkan para pengunjung berhati-hati sekali, karena terkadang bonggol Rafflesia Bintang tumbuh di sembarang tempat, bahkan pada jalan yang menjadi tempat pelaluan.

RAFFLESIA TIK BAES

Jalur II Selendang Pertapa Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
Rafflesia Tik Baes
Menurut Komunitas Peduli Puspa Langka (KRPL) Bengkulu Utara, Bang Bara, Bang Firman, dan Bang Deki, Rafflesia Tik Baes termasuk kedalam jenis Rafflesia Gadutensis. Habitatnya juga terletak di lereng tepian aliran sungai Tik Baes yang dijaga oleh pacat lidi. Pada tahun 2016, spot ini berhasil memekarkan enam kuntum bunga, pada tahun 2017 dilaporkan sebanyak dua kali, dan tidak pernah dilaporkan sepanjang tahun 2018.

Jalur II Selendang Pertapa Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
Bonggol Varigon Rafflesia Tik Baes
Itulah Spot-Spot Wisata Tik Baes yang dinyatakan sebagai Wisata Keluarga.

Selain ke Sembilan spot yang termasuk kedalam wisata keluarga di Destinasi Tik Baes tersebut, destinasi lainnya juga mendukung Tik Baes sebagai wisata legenda. Karena masih ada sisa-sisa bukti yang membenarkan bahwa legenda Puyang Kucea mungkin benar pernah terjadi. Curug Gergah misalnya, di atasnya masih menyisakan aliran sungai yang menyerupai siring galian. Hingga ke Curug Air Mata, disini juga masih meninggalkan bekas senjata puyang Kucea yang tertancap pada salah satu dinding cadas saat puyang Kucea menghancurkan batu dan cadas saat berusaha membuat aliran sungai Tik Baes kala itu.
Wisata Khusus Jalur II Selendang Pertapa Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
Curug Gergah yang masih memperlihatkan aliran galian
yang menurut legenda dibuat oleh Puyang Kucea
Senjata Puyang Kucea berbentuk dua buah bola besi yang dihubungkan dengan rantai. Dalam literatur budaya Rejang, senjata tersebut disebut Gun’am yang konon kegunaannya untuk tambang pasung.

Entah memang sebuah kebenaran cerita atau hanya kebetulan belaka, Romadhan tahun 2016 silam koordinator Tik baes, Heri purnawan bersama rekan KPA Margapala lainnya menunaikan niatnya untuk melihat langsung Curug Air mata, terbawa penasaran dari cerita ketua adat, Alm. Sayuti. Menakjubkan, Heri, Dandi, Angga dan Addie berhasil mengabadikan legokan menyerupai ceruk setengah bola disalah satu sisi cadas disana.
Wisata Khusus Jalur II Selendang Pertapa Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
Tim Ekspedisi Margapala menuju Curug Air Mata
Kami menghubung-hubungkan temuan mereka dengan cerita legenda yang konon katanya Puyang Kucea sampai menangis saat senjatanya tertancap, tak mau tercabut walau Puyang kucea menariknya sekuat tenaga. Karena itulah Curug Tik Baes disana dinamakan Cu’up tebioa matai (Curug Meneteskan Air Mata-Bahasa Rejang). Namun untuk memudahkan penyebutan kami menamainya Curug Air Mata.

Oleh karena jarak tempuh dan kondisi jalan, pengunjung dari kalangan umum hanya dibatasi melakukan kunjungan ke destinasi wisata Keluarga Tik Baes dengan kesembilan spot yang telah disampaikan di awal. Jarak tempuh dari Kolam Cinta menuju Curug Gergah sebenarnya hanya memakan waktu sekitar 25 menit perjalanan santai. Curug Gergah hanya menampilkan hamparan batu dan curug kecil mirip terjunan irigasi.

Wisata Khusus Jalur II Selendang Pertapa Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
Salah Satu Curug yang ada di lokasi Curug Air Mata
Kemudian menuju Curug Air Mata, dibutuhkan waktu sekitar 15 menit lagi dari curug Gergah. Konon dahulu kala di lembah curug air mata ini air masih tergenang membentuk telaga setelah terjadi longsor berbarengan dengan runtuhnya pematang telaga Selendang Pertapa. Namun saat Eksplorasi Margapala yang dipimpin oleh Heri Purnawan kala itu tidak lagi menemukan adanya telaga disini.

Jalur II Selendang Pertapa Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
Curug Air Mata dan Curug GergahTik Baes
Antara sebuah keberuntungan dan kerugian, Apabila telaga itu masih ada, alangkah indahnya. Tapi bila telaga itu masih ada, tim tidak akan menemukan bekas senjata Puyang Kucea, dan tidak bisa melihat aliran Bioa Nyelemen (Aliran Air Menghilang).

Jalur II Selendang Pertapa Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
Tik Baes
Masih menurut cerita legenda yang disampaikan Datuk Ketua Adat, Alm. Datuk Sayuti, Bioa Nyelemen adalah syarat yang dipinta Datuk Harimau Kumbang, yang menolong Puyang Kucea melepaskan senjatanya yang tertancap. Datuk Harimau Kumbang meminta air untuk mengairi tamannya.

Antara kebenaran dan kebetulan, KPA Margapala hanya mencari kemungkinan adanya kekayaan daerah yang memiliki nilai jual. Harapan kami, semoga Tik Baes dapat menjadi salah satu persembahan KPA Margapala yang bernilai jual untuk Aset Wisata Kabupaten Bengkulu Utara.


Sumber Gambar :

  1. Fanspage Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan
  2. Facebook KPA Margapala
  3. Facebook Para Piooner Margapala
  4. Hasil Pencarian Kiriman Publik Account Facebook Pengunjung Tik Baes


TWA Tik Baes, Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan TWA Tik Baes, Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan Reviewed by Ipit Kalamintoena on 00.30 Rating: 5

Kisah Kopi di Hari Minggu

Dear Sahabat kerinduan, aku bukanlah siapa yang layak untuk kalian kenal. Tapi, Aku ingin memperkenalkan tentang banyak hal kepada sahabat, tentang teman-temanku yang unik, tentang persahabatan kami yang asyik yang mungkin tak pernah kalian alami. Seperti halnya kehidupan kalian yang bahkan memimpikanya pun kami tak berani. Ini ceritaku tentang persahabatan anak desa di lereng kaki bukit barisan yang masih terjaga baik dari pengaruh metropolitan. Sekalian juga akan kuceritakan pada sahabat tentang alam, budaya, bahkan jujur saja seandainya mungkin, aku ingin menceritakan mimpi-mimpi kami.



Hari yang cerah, seperti biasa diawali dengan matahari yang memamerkan cahayanya kesegala penjuru arah. Dia lupa, awan hitam kemarin siang menutupi keperkasaannya. Bisa jadi dia ingat, tapi Khay tetap melupakannya. Dia hanya mengingat bahwa hari ini dengan disaksikan matahari Ia bersama teman-temannya akan menjadi Tourguide bagi pengunjung wisata yang baru saja mereka perkenalkan kepada dunia melalui facebook. Kepada dunia, setidaknya beberapa teman facebook warga negara Malaysia, Pakistan, Hongkong dan India pernah Nge-Like postingan mereka yang bertajuk Curug Tik Baes-Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan Desa Kuro Tidur. Bukan tidak mungkin sahabat juga pernah melihat postingan kayak gitu melintas di beranda sahabat. Kalau belum, search aja di facebook, masih ada kok.

Khaylan Putra, Seorang pemuda beranjak dewasa berpredikat perokok berat bermata tajam yang penuh misteri. Kecuali hidungnya yang pesek dan telinganya yang lebar sebelah tentunya. Namun satu hal yang pasti, Ia susah menggambarkan sesuatu dengan kata-kata. Sering kali Ia terlihat bingung memilih kata yang perlu diucapkkan saat ngobrol, begitupun bahasa tubuhnya, datar, walau terkadang refleks tapi agak telat. Intinya ga ada yang menarik dari Khay untuk dibicarakan, kecuali Ia tergabung dalam Kelompok Pecinta Alam yang memproklamirkan diri sebagai KPA Margapala. Dari sana  Ia dapat belajar banyak hal, tentang persahabatan, tanggung jawab, berkepribadian. Di Margapala setidaknya Ia dapat berguna, walau masih dalam bentuk pengabdian kecil kepada bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia.
Khay baru saja selesai mandi ketika handphonenya berdering, tentu saja nada dering lagu favoritnya, “Judi” miliknya H. Rhoma Irama.


“Halo ketua, Assalammu’alaikum,,,,” sapanya setelah menekan tombol hijau dihandphonenya.
“Wa’alaikum salam broo, jadi kesiko kan..?”
“Jadi Ketua, Pie..?”
“Sipp,, Jam 07.00 WIB kita kumpul di post Pokdarwis Wana Bhakti.”
“86 ketua”
“Assalammualaikum..”
“Wa’alaikum salam.”

Setelah menutup telpon, Khay segera berpakaian, mengeluarkan motor ke teras rumah, bergegas ke meja makan, membuka tudung nasi, masih kosong, Ia pun segera menuangkan air kedalam gelas, meminumnya sambil melangkah ke dapur untuk berpamitan kepada ibunya yang sedang sibuk mempersiapkan menu. Setelah mendapatkan izin Ia pun segera meluncur ke DAM Air Lais sebelum ibunya berubah fikiran.


Khay tinggal menetap di dusun III Suka Damai Desa Kuro Tidur kecamatan kota Arga Makmur, DAM Air lais terletak di dusun IV. Untuk menuju kesana Khay harus melintasi dusun I, dusun II, dusun V, kemudian melintasi Desa Sido Luhur kecamatan Padang Jaya. Menghabiskan waktu lebih kurang 25 menit dengan jarak tempuh 7,5 Km menggunakan sepeda motor, bisa lebih lama bila menggunakan kendaraan lain. Mungkin ini dipengaruhi oleh akses jalan menuju kesana yang sudah lama tidak diperbaiki, atau mungkin faktor cuaca yang bila turun hujan beberapa bagian jalan tergenang air cukup dalam, dan bila beberapa hari ga hujan, genangan tetap bertahan, selebihnya debu beterbangan.


Tepat pukul 07.15 WIB Khay memarkirkan sepeda motornya di pekarangan post Pokdarwis Wana Bhakti. Telat 15 menit dari jadwal agenda Radar (Rapat Darurat) KPA Margapala, konsekwensinya Khay dihukum membuat kopi. Tentu saja ini tidak adil, tapi keadilan di negeri ini hanya bagi orang-orang yang memiliki andil. Begitulah yang kami tau menurut pemberitaan Nasional, baik media sosial, cetak, elektronik, bahkan kabar dari mulut ke mulut, sehingga Khay memaklumi beberapa jenis keadilan yang ada di negeri ini. setelah menyapa rekan-rekannya dengan salam Margapala, Ia bergegas untuk menyiapkan kopi di dapur rumah pak kadun.

Benar-benar sebuah ketidakadilan yang yang bermakna sejarah bagi seorang Khaylan Putra yang terlalu indah untuk dilupakan dan terlalu sedih untuk dikenang. Hukuman pagi itu benar-benar berbekas di lubuk hati Khay yang paling dalam. Di dapur rumah pak kadun Ia dipertemukan tuhan dengan Intan, bendahara Pokdarwis Wana Bhakti yang cantik, energik, pemilik senyum yang indah dengan level suara yang ngangenin. Sejak saat itu Khay termotivasi untuk telat lagi. Andai saja kisah ini ditulis penyair India, tentu saja saat itu Khay dan Intan telah berada ditempat lain untuk menyanyikan lagu-lagu penuh romansa, menarikan kemesraan di taman penuh bunga dan tentu saja teman-teman mereka menjadi penari latar dengan senyum ceria. Hemm.. Sayang sekali.

Namun jangan dilupakan, Khay adalah seorang pemuda perokok berat yang susah merangkai kata untuk diucapkan. Maka sesuai predikat itu Ia langsung menyulut rokok kemudian berkata “Hai..” dengan nada tertahan sebab mulutnya berasap.


Intanpun tersenyum menerima sapaan Khay, “Telat ya bang ?” tanyanya. Khay menjawab dengan anggukan kepala kemudian menata gelas diatas meja.
“Udah, biar Intan ajo bang.. entar abang yang bawaknyo, tuh kopinyo lah Intan siapi dalam teko.” Lanjut Intan sembari menunjuk kearah teko yang telah diisi dengan racikan gula kopi. “Tinggal nunggu airnyo mendidih jo lagi koh..” lanjut Intan sembari tersenyum sambil mengedipkan mata kirinya. Sejurus kemudian Intan membuka tutup panci mengintip air yang direbusnya, dan kembali melemparkan senyum kepada Khay yang sibuk merangkai beberapa kata dalam batinya. Hingga pada akhirnya, dengan senyum teriklasnya “Oh..” jawab Khay, lalu bergegas menata kembali gelas kedalam nampan.

Entah berapa waktu mereka habiskan untuk saling mengungkap senyum di sana, namun Airpun mendidih, semua proses peracikan Intan selesaikan tahapan demi tahapan sehingga kopi telah siap untuk disajikan. Khay segera mengambil alih, membawanya ke forum pertemuan yang disaksikan oleh belasan anak-anak. Disudut matanya Khay melirik papan agenda, tertulis No. 01. Minggu, 14 Februari 2016, Memfasilitasi RBTV dan awak media Online yang diboyong KPPL Bengkulu Utara meliput Rafflesia Bintang dan curug Tik Baes. Setelah tuntas menjalankan hukuman kopi, Khay pun mengambil posisi. Tak disangkanya Intanpun kemudian memposisikan diri tepat disebelah kanannya. Saat itu acara telah sampai pada pemaparan ketua KPA.

“Okkey silahkan diminum kopinya, kita lanjut lagi.” Demikian ketua yang pemaparannya sempat terhenti karena Khay meminta izin menghidangkan kopi.

“Baiklah sahabat lestari,” lanjut ketua “dalam hal kegiatan kita hari ini telah kita sampaikan permohonan secara lisan kepada pemerintah desa kita agar pemerintah desa dan BPD dapat turut hadir ke curug Tik Baes, Sudah dikonfirmasi pihak pemerintah desa bahwa mereka akan mengirimkan perwakilan, begitupun dari BPD.” ???Ketua menghirup kopi sebelum melanjutkan.

“kemarin sore kita juga berkoordinasi dengan pihak Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bengkulu Utara Via handphone melalui Kasi Promosi, namun mungkin beliau sedang sibuk sehingga ditelpon ga diangkat di sms ga dibalas sampai dengan sekarang. Mengenai pembagian tugas sebagaimana yang telah kita sepakati tadi untuk dijalankan dengan tanggung jawab sesuai dengan Kode Etik.” Ketua memperhatikan semua peserta dan mengangguk kepada Khay, yang juga dibalas dengan anggukkan tanda mengerti.

“Salam Merah Putih..!!!” Pekik ketua memecah keheningan yang dijawab serentak oleh yang hadir “Garuda di Dadaku” dengan meletakkan genggaman tangan kanan ke dada sebelah kiri. Ketua tersenyum kemudian melanjutkan: “Wallahulmuafieq ila akwamithorieq, Salam margapala.” Dijawab peserta “Menuju Alam Lestari” dengan Mengacungkan kepalan tangan ke udara. Kemudian Ketua menutup pemaparanya dengan salam dan Radar KPA pun ditutup.


Anak-anak yang turut menyaksikan Radar pun bubar dengan meneriakkan yel-yel “Salam Merah Putih” dan “Salam Margapala” kepada siapapun yang mereka temui di jalan. Tentunya mereka jawab sendiri dengan ekspresi menang perang.

Waktu terus berjalan, wisatawan mulai berdatangan, teman-teman dengan cekatan menangani post masing-masing mulai dari pengarah parkir, pendataan tamu. Leader pembuka jalanpun telah berangkat untuk memastikan jalur aman dilewati. Pukul 08.20 WIB KPPL Bengkulu Utara tiba dengan membonceng awak media. Keadaanpun menjadi semakin sibuk, sehingga konsentrasi teman-teman bercabang kira-kira kemana arah kamera, masuk dikit jadilah.

Setelah awak media merasa puas berbincang-bincang dengan perangkat desa dan pioneer KPA Margapala, sambil sesekali membidik untuk mendapatkan gambar yang elok, ketua KPA mengajak mereka beserta rombongan yang didampingi pemerintah desa Kuro Tidur menuju Curug Tik Baes, legenda bidadari yang terlupakan.

Hari itu Khay bertugas sebagai leader, tourguide bagi wisatawan yang membutuhkan pendampingan sehingga dipastikan standby di post sampai waktu yang belum diketahui. Mengenaskan memang, tapi Dia tak sendiri, masih ada Angga, Nurdin, Rozi, Adi, dan mas Hery. Aku ga ingat secara pasti mereka semua menunaikan tugas atau tetap standby disana, di bangku cadangan. Namun malamnya, Khay dan Intan memulai smsan dan berakhir telponan. Seingatku, sejak hari itu mereka mulai akrab dan sering jalan bareng, sesekali merekapun terlihat mengupload fhoto kedekatan mereka di facebook.


Demikianlah kisah ini ku ceritakan kepada sahabat, dengan harapan agar sahabat dapat memahami bahwa kita adalah spesial, walau terkadang terjebak dalam ketidak-adilan. Namun diantara ketidak-adilan yang sahabat terima tersebut bisa jadi ada suatu makna yang dikemudian hari akan menjadi indah bila waktunya telah tiba. Namun bukan karena ketidak-adilan bila pun ternyata sekarang hubungan Khaylan dan Intan sudah tidak indah lagi, bahkan pertemanan di facebookpun sudah di unfriend. Menurutku, itu karena takdir. Sehingga menjadi kisah kopi dihari minggu, yang terlalu indah dilupakan, terlalu manis dikenangkan.

Salam hormat buat sahabat Alam Lestari.

Disadur dari:
Catatan-catatan 2016, perjuangan KPA Margapala memperkenalkan kearifan lokal Wisata Ringan Lereng Bukit Barisan Untuk Bengkulu’s Wonderfull 2020, The Land of Rafflesia. Menuju Alam Lestari.



Kisah Kopi di Hari Minggu Kisah Kopi di Hari Minggu Reviewed by Ipit Kalamintoena on 10.52 Rating: 5

Diberdayakan oleh Blogger.